Senin, 08 November 2010

Filsafat Al-Rozy

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Filsafat islam merupakan hasil buah pemikiran cendekiawan muslim yang sangat berguna hingga sekarang. Banyak keilmuan yang diciptakan para ulama, mereka mencoba mengintegrasikan antara filsafat yunani dengan agama islam. Sehingga didapatkan pemikiran baru dan pendalaman terhadap agama.
Para filosof islam tidak hanya membahas tentang ketuhanan. Akan tetapi mereka juga membahas masalah ilmu pengetahuan lain seperti bidang kedokteran, fisika dan lain sebagainya. Yang buah pemikiran mereka dijadikan pedoman ilmu pengetahuan baik oleh umat islam maupun bangsa barat.
Salah satu filosof islam yang sangat berpengaruh bagi perkembangan dunia adalah Ar-Razi. Oleh karena itu, disini akan dijelaskan sedikit tentang biografi, karya-karya serta berbagai pemikiran beliau.
1.2 RumusanMasalah
1. Bagaimana biografi Ar-Razi?
2. Apa saja karya-karya Ar-Razi?
3. Bagaimana Filsafat Ar-Razi?
4. Bagaimana theology menurut Ar-Razi?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui biografi Ar-Razi.
2. Untuk mengetahui karya-karya Ar-Razi.
3. Untuk mengetahui Filsafat Ar-Razi.
4. Untuk mengetahui theology menurut Ar-Razi.





BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Biografi Ar-Razi
Filsuf muslim terkemuka yang muncul sesudah Al-Kindi adalah Abu Bakar Muhammad Bin ZakariaAr-Razi (250-313 H/864-925 M atau 320 H/932 M) dikenal sebagai dokter, filsuf, kimiawan dan pemikir bebas. Oleh orang latin dipanggil Rhazes, beliau lahir di Rayy yang sekarang dekat Teheran. Menurut riwayat, ia menguasai betul musik, baik teori maupun praktek, dan dikatakan sebagai ahli alkemi (kimia kuno). Sebelum belajar formalnya di bidang kedokteran, dia memimpin rumah sakit di Rayy, kemudian di Baghdad dan sering pulang ke Rayy, tempat ia meninggal. Rumahnya yang besar di Rayy dan tempat-tempat lain di distrik jibalkaspia selatan menggambarkan bahwa ia seorang yang kaya. Pengarang kurang-lebih dua ratus karya ini diriwayatkan telah mengajar filsuf/penerjemah Kristen, Yahya Ibn ‘Adi (893-974 M) dan disebut dokter islam yang tak tertandingi.
Ia belajar ilmu kedokteran (obat-obatan) dengan sangat tekun pada dokter dan filosuf yang lahir di Merv pada tahun 192 H/808 M yang bernama Ali Ibn Robban al-Thabari. Kemungkinan guru ini juga yang menumbuhkan minat Ar-Razi untuk bergelu dengan filsafat agama, karena ayah guru tersebut merupakan seorang pendeta yahudi yang ahli dalam kitab-kitab suci.
Sebagai orang yang terkenal, ia mempunyai banyak murid yang belajar kepadanya. Metode penyampaian pemikirannya adalah bersistem pengembangan daya intelektual. Apabila ada seorang murid bertanya maka pertanyaan itu tidak langsung dijawabnya melainkan dilemparkan kembali kepada murid-murid lainnya yang terbagi menjadi beberapa kelompok namun apabila tidak sanggup maka Ar-Razi sendiri yang menjawabnya. Diantara muridnya yang cerdas adalah Abu Bakar Ibn Qorin Al Razi, yang kemudian menjadi dokter. Al-Razi. jika tidak bersama murid-muridnya atau pasiennya, ia selalu menggunakan waktunya untuk menulis dan belajar. Kemungkinan hal itu sebagai salah satu indikasi dari kebutaan matanya.
Sebagai ilmuwan dan dokter ia seorang yang bermurah hati, sayang kepada pasien-pasiennya, dermawan, karena itu memberikan pengobatan secara gratis kepada mereka yang tidak mampu (materi). Al-Razi meninggal dunia pada tanggal 5 sya’ban 313 H/7 oktober 925 M. sampai meninggalnya Ia belum disembuhkan kebutaan matanya.
2.2 Karya-karya Ar-Razi
Al-Razi termasuk orang yang aktif berkarya, buku-bukunya sangat banyak, bahkan dia sendiri menyiapkan sebuah katalog yang kemudian diproduksi oleh Ibn Al Nadim. Adapun buku-buku yang ditulisnya mencakup ilmu kedokteran, ilmu fisika, logika, matematika dan astronomi, komentar-komentar dan ringkasan dan ikhtisar, filsafat dan ilmu pengetahuan hipotesis, atheism dan campuran.
Menurut Abu Abi Usaibah, buku Ar-Razi berjumlah 36 karya, tetapi ada beberapa yang tidak jelas pengarangnya. Dr. Mahmud al Najmaba di dalam bukunya Syarh Muhammad Ibn Zakaria yang diterbitkan pada tahun 1318 H, menyebutkan 250 judul.Brockelman menambahkan 59 judul lagi.Kemudian ada lagi yang berpendapat lain, yakni buku yang diproduksi oleh al Nadim berjumlah 118 buku, 19 surat, satu makalah dan 4 buku sehingga berjumlah 148 buah.
Adapun buku-buku itu diantaranya adalah :
a) Al Tibb al Ruhani
b) Al Shirath al Falsafiyah
c) Amarat Iqbal al Daulah
d) Kitab al Ladzdzah
e) Kitab al ibn al Ilahi
f) Makalah fi mabadd al tabiah
g) Al Syukur ‘alaProclas
Demikian diantara karya-karyanya yang dapat dijumpai, sampai sekarang meski di antara buku-buku tersebut hanya terhimpun dalam suatu kitab yang dikarang oleh orang lain. Yang banyak berperan dalam masalah ini adalah :
1) Lima keabadian yaitu Tuhan, ruh semesta, materi pertama, ruang mutlak, dan waktu mutlak.
2) Materi
3) Waktu dan ruang.
4) Ruh dan dunia.
2.3 Filsafat Ar-Razi
a) Logika
Ar razi adalah termasuk seorang rasionalis murni. Ia hanya mempercayai hanya terhadap kekuatan akal. Bahkan di dalam bidang kedokteran studi klinis yang dilakukan telah menemukan metoda yang kuat, dengan berpijak kepada observasi dan ekprerimen. Sebagaimana yang terdapat dalam kitab al faraj ba’d al syaiddah, karya al-tanukhi (wafat 384 H)
Dalam operasi philosophica volume I, hal 17 sampai 18 juga menunjukkan metode tersebut. Bahkan memujaan al razi terhadap akal tampak sangat jelas pada halaman pertama dari bukunya al tibb. Ia mengatakan : tuhan segala puji bagi-Nya, yang telah memberi kita akal agar dengannya kita dapat memperoleh sebanyak-banyaknya manfaat, inilah karunia terbaik tuhan kepada kita. Dengan akal kita bisa melihat segala yang berguna bagi kita dan yang membuat hidup kita baik dengan akal, kita dapat mengetahui yang gelap, yang jauh dan yang tersembunyi dari kita, dengan alat itu pula kita dapat memperoleh pengetahuan dengan tuhan, suatu pengetehuan tertinggi yang dapat kita peroleh, jika akal sedemikian mulia dan penting, maka kita tidak boleh melerehkannya, kita tidak boleh menentukannya, sebab ia adalah penentu atau tidak boleh mengendalikan, sebab ia merupakan pengendali atau memerintah, sebab ia pemerintah tetapi kita harus kembali kepadanya dalam segala hal menentukan segala masalah dengannya, kita harus sesuai perintahnya.
Dambaan akal merujuk pada kekuasaan tertinggi. Karena pendapat semacam itu berarti menantikan segalanya, kecuali melalui akal. Al razi memang menentang kenabian wahyu dan kecenderungan berfikir irrasional. Segala harus masuk akal ilmiyah dan logis. Sehingga akal sebagai kriteria prima dalam pengetahuan dan prilaku. Dan perbedaan manusia adalah disebabkan oleh berbedanya pemukukan akal karena ada yang memperhatikan hal tersebut dan ada yang tidak memperhatikannya, baik dalam segi teoritis maupun yang bersifat praktis.
b) Metafisika
Pokok-pokok pendirian al razi dalam pemikiran ini adalah pertama, alam kedua dan ketiga kekekalan gerak. Ia menolak mereka yang berpendapat bahwa alam adalah prinsip gerak terutama aristoteles dan para pengulasnya, seperti philoponas, alexander dari aphrodisias, porphyry. Ia menolak ketidak perluan membuktikan keberatan alam, karena ia tak terbukti dengan sendirinya. Jika alam itu satu dan sama, maka kenapa ia dapat menimbulkan berbagai akibat pada batu dan manusia.
Jika alam menembus tubuh, bukanlah ini berarti bahwa dua benda menempati satu tempat yang sama? Mengapa pengikut-pengikut pendapat itu mengatakan bahwa alam ini mengatakan bahwa alam ini mati, tak dapat dirasakan, lemah, bodoh, terkadang, dan pada saat yang sama mereka menganggap bahwa alam mempunyai nilai yang sama dengan tuhan. Dalam menolak porphyry, ia mengatakan, anda setuju bahwa adanya alam karena adanya sesuatu, bahkan kebetulan belaka, kemudian mengapa anda mengatakan bahwa alam itu mati dan bukannya sebagai suatu wakil yang hidup.
Pemikiran yang dikemukakan itu banyak yang meragukan tentang keasliannya. Hal ini disebabkan dalam mengikuti periode lain perkembangan pemikirannya yang hanya berisi kutipan historis dengan tanpa menulis sumbernya. namun terlepas dari semua anggapan itu bahkan Al Razi ingin menolak semua ajaran yang beranggapan bahwa alam adalah prinsip gerak dan pentiptaan dengan menunjukkan kontradiksi-kontradiksi ajaran-ajaran itu. Baginya tidak ada tempat untuk mengakui alam sebagai prinsip aksi dan gerak.
Adanya pendapat yang seperti itu menunjukkan kontradiksi antara satu sama lain. Hal ini berarti bersifat polemis dan dialektis, sehingga tak dapat dirujukan kepada pendapat al-razi tentang waktu, ruang dan tuhan. Karena itu tulisan di atas yang dikatakan sebagai pokok-pokok pendirian Al Razi adalah palsu, bukan tahapan lain dari perkembangan jiwa Al Razi.
Dengan demikian mana pemikiran filsafat al razi yang nampak ke permukaan? Filsafat al razi sebenarnya diwarnai oleh doktrinnya tentang lima kekalahan yaitu tuhan, ruh universal, materi pertama, ruang mutlak, dan waktu mutlak. Kelima ini merupakan landasan ajaran filsafatnya.
Dalam pada itu ia membedakan antara waktu dan keberlangsungan dimana ia mengatakan bahwa angka berlaku bagi satu dan bukan yang lain, karena keternatasan berkaitan dengan keangkaan karena itu para filosuf mendefinisikan waktu sebagai keberlangsungan yang berawal dan yang berakhir, di samping itu bahwa kemanjuran hal berikut adalah perlu kesadaran bahwa materi terbentuk oleh susunan, ia berkaitan dengan ruang karena itu harus ada ruang pergantian bnetuknya merupakan kekhasan waktu, karena ada yang dahulu dan ada yang berikut dan karena waktu maka ada yang dahulu dan baru, ada kelebihtuaan dan kelebihmudaan, karenanya waktu itu perlu. Di dalam kemajuan terdapat kehidupan, karena itu mesti ada ruh, dan hal ini, mesti ada yang di mengerti dan hukum yang mengaturnya haruslah sepenuhnya sempurna karena itu dalam kenyataan ini harus ada pencipta, yang bijaksana, maka tahu melakukan segala sesuatu sesempurna mungkin dan memberikan akal sebagai bekal mencari keselamatan.
Dari lima kekekalan itu ada dua yang hidup dan bergerak yakni, tuhan dan ruh yang pasif dan tidak hidup adalah materi pembentuk setiap wujud dan dua lagi yang tidak hidup, tidak bergerak dan tidak pasif yaitu kehampaan dan keberlangsungan.
Berikut ini uraian singkat mengenai lima kekekalan itu :
1) Tuhan
Tuhan bersifat sempurna. Tidak ada kebijakan yang tidak sengaja, oleh karena itu ketidak sengajaan tidak bisa disifatkan kepada-Nya. Kehidupan berasal dari-Nya, sebagaimana sinar yang datang dari matahari (ingat teori al-farabi tentang al faidh = emanasi). Ia mempunyai kepandaian yang sempurna dan murni. Kehidupan ini adalah mengalir dari ruh. Tuhan menciptakan segala sesuatu ynag tak ada yang bisa menandingi dan tak ada yang bisa menolak kehendak-Nya. Tuhan maha mengetahui bahwa ruh cenderung pada materi dan membutuhkan kesenangan materi kumudian ruh mengikatkan diri kepadanya. Tuhan dengan kebijaksanaanya mengtaur ikatan tersebut agar dapat tercapai jalan yang paling sempurna. Setelah itu tuhan memberikan kepandaian dan kemampuan pengamatan pada ruh. Inilah yang menyebabkan kenapa ruh mengingat dunia nyata, dan mengetahui bahwa selama ia berada di dunia materi, ia tak pernah bebas dari sara sakit, maka ia menginginkan dunia itu, dan begitu ia terpisah dari materi, maka ia akan tinggal di sana penuh dengan kebahagiaan untuk selamanya.
Sehingga dengan demikian seluruh sikap skiptis pada kekekalan dunia dan maujudnya kejahatan dapat dihilangkan. Jika kita mengalami adanya kebijakan sang pencipta, maka kita harus mengakui pula bahwa dunia ini diciptakan. Apabila orang bertanya kenapa dunia ini diciptakan pada saat itu atau ini, maka bisa kita jawab, karena ruh mengikatkan dirinya pada materi pada saat itu. Tuhan mengetahui bahwa pengikatan dirinya pada materi pada saat itu. Tuhan mengetahui bahwa pengikatan ini merupakan sebab kejahatan tetapi setelah hal itu terjadi tuhan mengarahkannya ke jalan yang sebaik mungkin. Namun demikian kejahatan tetap ada, sumber dari kejahatan serta susunan ruh dan materi tidak dapat dimurnikan sama sekali. Sehingga keadaannya tetap terpengaruh oleh materi (yang bersifat benda itu).
2) Ruh
Bahwa tuhan tidak menciptakan dunia lewat desakan apapun, tetapi ia memutuskan penciptaannya setelah pada mulanya tidak berkehendak untuk tidak menciptakannya. Siapakah yang membuatnya untuk melakukan demikian itu? Di sini mestinya harus ada keabadian lain yang membuat ia memutuskan. Apakah keabadian lain itu? Demikian menurut Al Razi.
Keabadian lain itu adalah ruh yang hidup, tetapi ia bodoh. Materi juga kekal. Karena kebodohnnya ruh mencintai materi dan membuat bentuk dirinya untuk memperoleh kebahagiaan materi. Tetapi materi menolak, sehingga tuhan campur tangan membantu ruh. Dengan bantuan inilah tuhan membuat dunia dan menciptakan di dalamnya bentuk-bentuk yang kuat yang di dalamnya ruh dapat memperoleh kebahagiaan jasmani. Kemudian tuhan menciptakan manusia guna menyadarkan ruh dan menunjukkan kepadanya bahwa dunia ini bukannlah dunia yang sebenarnya dalam arti hakiki.
Manusia tidak akan mencapai dunia hakiki ini, kecuali dengan filsafat. Mereka yang mempelajari filsaf dan mengetahui dunia hakiki maka pengetahuan dan memperoleh pengetahuan akan selamat dari keadaan buruknya. Ruh-ruh akan tetap berada di dunia ini sampai mereka disadarkan oleh filsafat akan rahasia dirinya kemudian diarahkan kepada dunia hakiki.
Melalui filsafat manusia dapat memperoleh dunia yang sebenarnya, dunia sejati atau dunia hakiki.
3) Materi
Menurut Al-Razi kemutlakan materi pertama terdiri dari atom-atom. Setiap atom mempunyai volume kalau tidak maka pengumpulan atom-atom tersebut tidak dapat di bentuk. Apabila dunia ini dihancurkaan, maka ia akan terpisah-pisah dalam bentuk atom-atom. Dengan demikian materi berasal dari kekekalan karena tidak mungkin menyatakan sesuatu yang berasal dari ketiadaan sesuatu.
Untuk memperkuat pendapat ini, al-razi memberikan dua bukti yaitu : pertama, penciptaan adalah bukti dengan demikian mesti ada penciptanya. Apa yang di ciptakannya itu adalah materi yang terbentuk. Tetapi mengapa kita membuktikan bahwa pencipta ada terlebih dahulu dari yang di cipata? Jika benar bahwa wujud yang tercipta atau di buat dari sesuatu dengan kekuatan agen, maka kita dapat memanfaatkan: apabila agen ini kekal dan tidak dapat di ubah dengan kehendakNya, maka yang menerima tindak kekuatan ini tentu kekal sebelum ia menerima tindak tersebut. Penerimanya adalah materi yang berarti bahwa materi adalah kekal. Sedang bukti yang kedua adalah berlandaskan ketidakmungkinan penciptaan dari ketiadaan. Penciptaan misalnya yang membuat dari sesuatu dari ketiadaan lebih mudah dari pada menyusunnya. Diciptakannya manusia oleh tuhan dalam sekejap lebih mudah daripada menyusun mereka dalam empat puluh tahun. Inilah premis pertama. Pencipta yang bijak tidak lebih menghendaki melaksanakan apa yang lebih jauh dari tujuan-Nya daripada yang lebih dekat, kecuali apabila dia tidak mampu melakukan apa yang lebih mudah, dan lebih dekat. Ini adalah premis kedua. Dari premis-premis ini maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan segala sesuatu pasti disebabkan oleh pencipta dunia lewat penciptaan dan bukan lewat penyusunan. Tetapi apa yang kita lihat terbukti sebaliknya. Segala sesuatu di dunia ini dihasilkan oleh susunan dan bukan oleh penciptaan. Bila demikian, maka ia tidak mampu menciptakan dari ketiadaan dunia maujud melalui susunan sesuatu yang asalnya adalah materi.
Ini sebagai bukti kekekalannya materi, karena bila sesuatu itu maujud di dunia ini, kecuali karena bila sesuatu yang lain. Maka berarti alam ini dibuat dari sesuatu yang lain. Dan inilah materi.
4) Ruang
Menurut Al-Razi ruang adalah tempat keberadaan materi. Ia mengatakan bahwa materi adalah kekal dan karena materi itu mempunyai ruang maka ada suatu ruang yang kekal.
Bagi Al-Razi ruang terbagi menjadi dua yakni ruang universal atau mutlak dan ruang tertentu atau relatif. Ruang universal adalah tidak terbatas dan tidak bergantung kepada dunia dan segala yang ada didalamnya. Sedang ruang yang relatif adalah sebaliknya.
Suatu kehampaan ada didalam ruang dan karenanya, ia berada di dalam materi sebagai bukti ketidak terbatasan ruang. Al Razi mengatakan, bahwa wujud yang memerlukan ruang tidak dapat maujud tanpa adanya ruang meski ruang dapat maujud tanpa adanya wujud tersebut. Ruang tidak lain adalah tempat bagi wujud-wujud yang membutuhkan ruang, bila tidak ada ruang, maka ia adalah wujud dan terbatas, sedang setiap wujud berada di dalam ruang, maka bagaimanapun ruang mesti tak terbatas. Dan yang terbatas itu adalah kekal, sehingga dengan demikian ruangpun kekal.
5) Waktu
Waktu adalah subtansi yang mengalir, ia adalah kekal. Al- razi senantiasa menentang mereka (aristoteles dan pengikut-pengikutnya) yang berpendapat bahwa waktu adalah jumlah gerak benda, karena jika demikian, maka tidak mungkin bagi dua benda yang bergerak untuk bergerak dalam waktu yang sama dengan dua jumlah yang berbeda.
Al-razi membagi waktu dua macam yaitu: waktu mutlak dan waktu relatif (terbatas). Waktu mutlak adalah keberlangsungan. Ia kekal dan bergerak. Sedang gerak relatif adalah gerak lingkungan-lingkungan, matahari dan bintang gemintang. Apabila anda berfikir tentang gerak keberlangsungan, maka bisa membanyangkan tentang waktu mutlak. Karena keberlangsungan itulah maka waktu itu kekal. Namun jika membanyangkan gerak sebuah planet (matahari) maka hal ini berarti membaanyangkan waktu terbatas (relatif).

4). Theologi Al-Razi
Meskipun Al-Razi seorang rasionalis murni ia tetap bertuhan hanya ia tidak mengakui adanya wahyu dan kenabian. Berikut gaya dan pokok-pokok penolakan Al-Razi. Bantahan al-razi terhadap kenabian dengan alasan :
1) Bahwa akal sudah memadai untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk, yang benar dan yang jahat yang berguna dan yang tak berguna. Melalui akal manusia dapat mengetahui tuhan dan mengatur kehidupan kita sebaik-baiknya. Kemudian mengapa masih dibutuhkan nabi?
2) Tidak ada keistimewaan bagi beberapa orang untuk membimbing semua orang, sebab setiap orang lahir dengan kecerdasan yang sama perbedaannya bukanlah karena pembawaan alamiah, tetapi karena pengembangan dan pendidikan (eksperimen).
3) Para nabi saling bertentangan. Pertentangan tersebut seharusnya tidak ada jika mereka berbicara atas nama satu Allah.
kemudian al razi mengkritik agama secara umum. Ia menjelaskan kontradiksi-kontradiksi kaum yahudi kristen atau pun majusi. Pengikatan manusia terhadap agama adalah karena meniru dan kebiasaan, kekuasaan ulama yang mengabdi negara dan manifestasi lahiriyah agama, upacara-upacara, dan peribadatan yang mempengaruhi mereka yang sederhana dan naif.
Al-Razi mengkritik secara sitematis kitab-kitab wahyu al-qur’an dan injil. Ia mencoba mengkritik yang satu dengan menggunakan yang lainnya. Misalnya ia mengkritik agama yahudi dengan paham-paham kristen dan islam. Kemudian ia mengkritik Al-Qur’an dan Injil.
Pertama ia menolak mu’jizatnya al-qur’an baik karena gatanya maupun isinya yang menegaskan adanya kemungkinan menulis kitab yang lebih baik dalam gaya yang lebih baik.
Al-razi lebih suka pada buku-buku ilmiah dari pada kitab suci, sebab buku-buku ilmiah lebih berguna bagi kehidupan manusia dari pada kitab-kitab suci. Buku-buku kedoteran, astronomi, geometri dan logika lebih berguna dari pada injil dan al-qur’an. Penulis-penulis buku ilmiah ini telah menemukan kenyataan dan kebenaran melalui kecerdasan mereka sendiri tanpa bantuan para nabi.
Ilmu pengetahuan berasal dari tiga sumber yaitu: pemikiran yang didasarkan pada logika, tradisi dari para pendahulu kepada para pengganti yang didasarkan pada bukti menyakinkan dan akurat seperti dalam sejarah dan naluri yang menuntun manusia tanpa memerlukan banyak pemikiran.
Oleh oleh karena itulah tidak masuk akal apabila tuhan mengutus para nabi, karena banyak melakukan kemadharatan. Adanya peperangan yang terjadi di antara berbagai bangsa adalah sebagai akibat percaya kepada mereka tanpa reserve dengan mempercayai ajaran-ajaran yang dibawa mereka, kemudian saling bertentangan akhirnya timbul peperangan yang bersifat keagamaan di dunia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Abu Bakar Muhammad Bin ZakariaAr-Razi (250-313 H/864-925 M atau 320 H/932 M) dikenal sebagai dokter, filsuf, kimiawan dan pemikir bebas. Oleh orang latin dipanggil Rhazes, beliau lahir di Rayy yang sekarang dekat Teheran.
Al-Razi termasuk orang yang aktif berkarya, buku-bukunya sangat banyak, bahkan dia sendiri menyiapkan sebuah katalog yang kemudian diproduksi oleh Ibn Al Nadim. Adapun buku-buku yang ditulisnya mencakup ilmu kedokteran, ilmu fisika, logika, matematika dan astronomi, komentar-komentar dan ringkasan dan ikhtisar, filsafat dan ilmu pengetahuan hipotesis, atheism dan campuran.
Pokok-pokok pendirian al razi dalam pemikiran ini adalah pertama, alam kedua dan ketiga kekekalan gerak. Ia menolak mereka yang berpendapat bahwa alam adalah prinsip gerak terutama aristoteles dan para pengulasnya, seperti philoponas, alexander dari aphrodisias, porphyry. Ia menolak ketidak perluan membuktikan keberatan alam, karena ia tak terbukti dengan sendirinya. Ia juga mempunyai kepercayaan Lima keabadian yaitu Tuhan, ruh semesta, materi pertama, ruang mutlak, dan waktu mutlak, Dari lima kekekalan itu ada dua yang hidup dan bergerak yakni, tuhan dan ruh yang pasif dan tidak hidup adalah materi pembentuk setiap wujud dan dua lagi yang tidak hidup, tidak bergerak dan tidak pasif yaitu kehampaan dan keberlangsungan.
Meskipun Al-Razi seorang rasionalis murni ia tetap bertuhan hanya ia tidak mengakui adanya wahyu dan kenabian. Al-Razi mengkritik secara sitematis kitab-kitab wahyu al-qur’an dan injil. Ia mencoba mengkritik yang satu dengan menggunakan yang lainnya. Misalnya ia mengkritik agama yahudi dengan paham-paham kristen dan islam. Kemudian ia mengkritik Al-Qur’an dan Injil.


DAFTAR PUSTAKA

Fakhry, Majid. 2001. SejarahFilsafat Islam SebuahPetaKronologis.Bandung :Mizan.
Mustofa, A. 2007.Filsafat Islam UntukFakultasTarbiyah, Syariah, Dakwah, Adab, danUshuluddinKomponen MKDK.Bandung :PustakaSetia.
Sudarsono. 2004. Filsafat Islam. Jakarta :RinekaCipta.
Supriyadi, Dedi. 2009. Filsafat Islam KonsepFilsufdanAjarannya. Bandung: PustakaSetia.
Zar, Sirajuddin. 2009. Filsafat Islam FilosofdanFilsafatnya. Jakarta : Raja GrafindoPersada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar